IDLOFAH
Makalah
dijukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
“Bahasa Arab III”
Dosen Pengampu:
Moh. Hudlori, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Bagus Fatoni
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI) HASANUDDIN
Pare Kediri
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan
Alhamdulillah segala puji
syukur kehadirat Ilahi
Robbi yang telah
melimpahkan segala rahmat,
dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar.
Sholawat serta
salam semoga tetap
terlimpahkan kepada nabi
Muhammad SAW. Serta
keluarga, sahabat, dan
umatnya.
Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan
terimakasih yang tak terhingga
kepada Bapak Moh. Hudlori, M.Pd.I selaku dosen mata
kuliah “Bahasa Arab III” dan segenap
kerabat dan teman
yang telah memberikan
bantuan dan dukungan
guna terselesaikannya tugas makalah ini.
Akhirnya kami
harapkan semoga Allah
SWT mencatat dan
menjadikan sebagai amal
maqbul dan dapat
bermanfaat. Amin.
Pare, 12 Desember 2013
Tim
Penysun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa arab merupakan bahasa yang
penting bagi umat islam dalam mempelajari al-Qur’an. Untuk memudahkan dalam
mempelajari dan memahami isi dan makna al-Qur’an di perlukannya memahami dan
mengerti tentang tata bahasa arab. Salah satunya idhofah yang sebagian orang
belum mengerti arti dan cara penggunaan idhofah dalam suatu kalimat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan membahas tentang idhofah, macam-macam idhofah, cara penggunaan dan
contoh-contoh idhofah.
Idhofah merupakan penyandaran suatu
isim kepada isim lain sehingga menimbulkan makna yang spesifik. Idhofah terdiri
dari mudhof dan mudhof ilaih. Banyak juga yang kurang memahami dan membedakan
mudhof dan mudhof ilaih. Dengan membahas idhofah otomatis juga akan membahas
mudhof dan mudhof ilaih dan ciri-cirimya. Dan juga dapat membuat
kalimat-kalimat dalam bahasa arab dengan baik dan benar, bisa memposisikan
idhofah dalam suatu kalimat karena sudah mengetahui mudhof dan mudhof ilaihnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian idhofah?
2.
Apa saja macam-macam idhofah dan contohnya?
3.
Apa saja hukum idhofah?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Idhofah
Idhofah
adalah penyandaran suatu kalimah (isim) kepada kalimah lain sehingga
menimbulkan pengertian yang lebih spesifik.[1] Idhofah tersusun dari dua bagian
isim yaitu mudhof dan mudhof ilaih. Bagian yang pertama disebut mudhof
(kata yang disandarkan), dan bagian yang kedua disebut mudhof ilaih (kata yang
disandari).
B.
Hukum
Idhofah
a. Dalam susunan idhofah, mudhof tidak
didahului alif lam (ال).
Contoh:
Mudhof= الرَّسُوْلُ
mudhof ilaih= اللهُ
Susunan idhofahnya adalah,
رَسُوْلُ اللهِ (Rasulullah)
mudhof=البَابُ
mudhof ilahi=
الْمَسْجِدُ
Susunan idhofahnya adalah,
بَابُ
الْمَسْجِدِ (Pintu Masjid)
b. Akhiran pada mudhof dalam idhofah tidak
boleh tanwin.
Contoh:
Mudhof= حَقِيْبِةٌ
mudhof ilaihi= مُحَمَّدٌ
Susunan idhofahnya adalah,
حَقِيْبَةُ
مُحَمَّدٍ (Tas Muhammad)
Mudhof= جَوَّالٌ
mudhof ilaihi= مُحَمَّدٌ
Susunan idhofahnya adalah:
جَوَّالُ
مُحَمَّدٍ (Handphone Muhammad)
c. Membuang nun mutsanna atau jamak pada
mudhof dalam idhofah.
Contoh:
mudhof= كِتَابَانِ
mudhof ilaihi= مُحَمَّدٌ
Susunan idhofahnya adalah,
كِتَابَا
مُحَمَّدٍ (Kitab Muhammad)
Mudhof= مُدَرِّسُوْنَ
mudhof ilaihi= مَعْهَدٌ
Susunan idhofahnya adalah,
مُدَرِّسُوْ
مَعْهَدٍ (Para pengajar ma’had)
Sedangkan
aturan mudhof ilaih yaitu:
a. Diawali dengan alif lam (ال). Selalu menempati status majrur (yaitu
menggunakan tanda kasrah)
Contoh: الجَامِعَةِ, (kampus) ,المَكْتَبِ (kantor) diawali dengan alif lam dan berharokat kasroh.
b. /tidak diawali alif lam (ال) tetapi harokat kasroh tanwin.
مُحَمَّدٍ (Muhammad)
بَيْتٍ (rumah) tidak boleh menggunakan alif lam.
c. Tidak berupa kata sifat, sebab apabila
berupa kata sifat, susunannya berupa menjadi bukan lagi idhofah. [2]
Contoh idhofah yang
lain:
مَسْجِدُ الجاَمِعَةِ
Masjid kampus
سُورَةُ الفَاتِحَهِ
Surat Al-Fatihah
بَيْتُ الأُسْتاَذِ
Rumah ustadz
باَبُ الفَصْلِ
Pintu kelas
Kataمَسْجِدُ رَسُوْلُ, سُورَةُ,
, بَيْتُ , باَبُ merupakan mudhof. Sedangkan kata الجاَمِعَةِ
, الفَاتِحَهِ , اللّةِ
, الأُسْتاَذِ , الفَصْلِ merupakan mudhof ilaih.
Penisbatan
atau penyandaran idhofah juga menyimpan arti مِنْ (dari), فِيْ (di dalam),لِ (untuk/milik).[3]
Contoh:
مَكاَنُ الْوُضُوْءِ
Tempat (untuk) wudhu
مُوَظَّفُ الْمَكْتَبِ
Pegawai(nya) kantor
تِلْمِيْذُ مَدْرَسَةٍ
Siswa (di) sekolah
خاَتَمُ ذَهَبٍ
Cincin (dari) emas
سَيَّارَةُ فَاطِمَةِ
Mobil (milik) Fatimah
C.
Macam-macam idhofah
Idhofah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Idhofah maknawiyyah yaitu idhofah yang
memberikan faedah mema’rifatkan (sehingga dapat menimbulkan perubahan dari
nakiroh menjadi ma’rifat atau sekurang-kurangnya taksis/tidak berarti umum
betul)[4]. Definisinya adalah keadaan mudhof bukan
merupakan isim sifat yang dimudhofkan. Artinya tidak merupakan isim sifat sama
sekali.
Contoh:
البَيْتِ مِفْتاَحُ
kunci rumah
التِلْمِيْذِ كِتاَبُ
Buku murid
مَكْتَبُ بَرِيْدٍ
Kantor pos
2. Idhofah lafaziyyah yaitu idhofah yang
tidak memberikan faedah mema’rifatkan mudhof (yaitu sekedar untuk meringankan
bacaannya saja). Definisinya adalah keadaan mudhof merupakan isim sifat yang di
mudhofkan.
Contoh:
عَظِيْمُ الْاَمَلِ
Yang besar cita-citanya
مُرَوَّعُ الْقَلْبِ
Yang di pelihara hatinya
قَلِيْلُ الْحِيَلِ
Sedikit tipu muslihatnya
Dalam
idhofah lafazziyah, penambahan alif lam pada mudhof dibolehkan, karena
sesungguhnya dari sisi makna bukanlah mudhof.
Contoh:
الْجَعْدُ الشَّعْرِ
Rambut yang bergumpal (alif lam berada
pada lafaz yang di idhofati oleh mudhof ilaih itu).
Adapun
adanya alif lam itu pada isim sifat, bisa dianggap cukup (alif lam pada
mudhofnya saja, tidak ada pada mudhof ilaihnya), yaitu kalau isim sifat itu
tasniyah atau jamak mudzakar salim.[5]
Contoh:
الْمُعَلِّمُوْ زَيْدٍ
Orang-orang (banyak) yang mengajari zaid
الْمُعَلِّماَ زَيْدٍ
Dua orang yang mengajari zaid.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Idhofah merupakan penyandaran isim kepada isim
lainnya yang terdiri dari mudhof dan mudhof ilaih. Isim pertama disebut mudhof,
sedangkan isim kedua disebut mudhof ilaih. Mudhof tidak berawal dengan alif
lam, sedangkan mudhof ilaih berawalan alif lam dan selalu di jarkan atau tidak berawalan
alif lam tetapi berharokat tanwin.
Mudhof dibagi menjadi dua, yaitu mudhof
ma’nawiyah dan mudhof lafazziyah. Mudhof ma’nawiyah merupakan idhofah yang
memberikan faedah mema’rifatkan mudhof dan mudhof bukan merupakan isim sifat.
Sedangkan idhofah lafazziyah yaitu idhofah yang mudhofnya berupa isim sifat,
dan tidak ada perubahan makna/tidak mema’rifatkan mudhof, hanya lafaznya saja
yang di idhofkan agar memudahkan bacanya.
DAFTAR PUSTAKA
ð Al Ghulayani, Syaih Musthofa.1992.الجمعد دروسل الرّبيّة.As-Shifa:Semarang
ð Munawari, Akhmad.2004.Belajar Cepat
Tata Bahasa Arab.Norma Media
Idea: Yogyakarta
Idea: Yogyakarta
ð Pasmin, Drs, Dkk.2007.Bahasa Arab untuk
Madrasah Tsanawiyah.Alfadinar:Surakarta
ð Basyir, Abdul, BA.2003.Pendidikan Bahasa
Arab.Nuansa Aksara Grafika:Yogyakarta
ð Muhammad.1996.Matan Alfiyah.Al-Ma’arif:Bandung
ð Sukamto, Drs, M.A., Dkk.2005.Bahasa Arab.Pokja
Akademik:Yogyakarta
[1]
Akhmad Munawari. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab. Hlm. 44
[2]
Abdul Basyir, BA., Drs. Aris Madani,
Drs. Mochlasin Sofyan, M.Ag., Pendidikan
Bahasa Arab. 2003. Hlm.78
[4]
Syekh Muhammad Bin A. Malik
Al-Andalusy. Matan Alfiyah. 1996. Hlm. 211
[5]
Ibid. Hlm. 212