BAB
I
PENDAHULUAN
Pada pembahasan
mengenai Al-Qur’an sangat
dirasakan bagaikan kekuatan
dari atas yang
sangat kuat menghujam
kebawah. Itu disebabkan karena
kedudukan dan keagungan
al-Qur’an yang pengajarannya begitu
cepat dapat mengubah
kehidupan manusia yang
disebut dengan revolusi,
atau yang sering
kita sebut dengan
revolusi moral. Mengetahui
sejarah turunnya al-Qur’an
kepada nabi Muhammad,
bahwa banyak sekali pertentangan-pertentangan yang
datang untuk merobohkan
keyakinan umat nabi
Muhammad pada saat
itu. Pada saat
turunnya wahyu pertama
yang diturunkan pada
saat nabi Muhammad
digua hira’ yaitu
surat Al-Iqro’ ayat
1 sampai 6,
bahwa nabi Muhammad
diperintahkan untuk membaca,
dan beliau pun
membacanya.
Pada saat
itu banyak sekali
penentang-penentang nabi Muhammad
yang tidak percaya
terhadap apa yang
telah diturunkan oleh
Allah SWT kepadanya.
Al-Quran adalah kalam
Alah yang sekaligus
mukjizat yang diturunkan
kepada nabi Muhammad
SAW yang sampai
kepada umatnya secara
al-tawatur (langsung dari
Rosul kepada umatnya).
Al-Qur’an berada tepat
dijantung kepercayaan muslim
dan berbagai pengalaman
keagamaannya. Tanpa pemahaman
yang semestinya terhadap
al-Qur’an , kehidupan pemikiran
dan kebudayaan muslim
tentunya akan sulit
dipahami. Oleh karena
itu kita akan
membahas sejarah pengumpulan
Al-Qur’an yang sangat
banyak problema didalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
1.
Secara Etimologi (bahasa)
Para ulama
berbeda pendapat dalam
menjelaskan kata Al-Qur’an
antara lain sebagai
berikut :
a. Sebagian dari
mereka, di antaranya
Al-Lihyani, berkata bahwa
kata Al-Qur’an merupakan
kata jadian dari
kata dasar qara’a
(membaca) sebagaimana kata rujhan dan ghufron. Kata
ini kemudian dijadikan
sebagai nama bagi
firman Allah yang
diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW.
b. Sebagian juga
dari mereka, di
antaranya Az-Zujaj, menjelaskan
bahwa kata Al-Qur,an
merupakan kata sifat,
diambil dari kata
dasar al-qar’ yang
artinya menghimpun. Kata
ini kemudian dijadikan
nama bagi firman
Allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad
yang menghimpun surat,
ayat, kisah, perintah,
dan larangan, atau
menghimpun intisari kitab-kitab
suci sebelumnya.1)
2. Secara Terminologi
Secara
istilah Al-Qur’an adalah
mukjizat Islam yang kekal
dan mukjizatnya selalu
diperkuat oleh kemajuan
ilmu pengetahuan. Ia
diturun kan Allah kepada
Rasulullah, Muhammad SAW
untuk mengeluarkan manusia
dari suasana yang
gelap menuju yang
terang. 2)
B. Pengumpulan Al-Qur’an
(Jam’ Al-Qur’an)
Pengumpulan Al-Qur’an
mempunyai dua konotasi,
yaitu konotasi penghafalan
Al-Qur’an dan konotasi
penulisan secara keseluruhan.
1.
Proses Penghapalan
Al-Qur’an
Rosulullah
selalu merindukan wahyu dari Allah, sehingga ia selalu menghafal dan
memahaminya dan beliau lah orang yang pertama menghafal dan memahami al-Qur’an
atau sering disebut hafiz (penghafal). Kemudian para sahabat
seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit dan banyak lagi
sahabat-sahabat Rosulullah yang ikut mengafal al-Qur’an.
2.
Proses Penulisan
Al-Qur’an
a.
Periode Nabi
Muhammad
Nabi Muhammad menunjuk beberapa sahabat
yang pandai baca
tulis sebagai penulis
wahyu, antara lain empat
sahabat Nabi yang
terkemuka yang kemudian setelah nabi
wafat menjadi Khalifah (Abu Bakar, Umar ibn al-Khatab, Usman bin
Affan dan Ali bin Abi Talib), Mu’awiyah, Zaid bin Sabit, Ubai bin Ka’ab dan
Khalid bin al-Walid.3)
b. Periode
Khalifah Abu Bakar
Setelah Nabi wafat dan Abu Bakar diangkat
menjadi Khalifah. Pada saat itu terjadilah clash fisik di Yamamah pada tahun 12
H yang menimblkan korban. Tidak sedikit kalangan pasukan Islam termasuk 70
sahabat yang hafiz al-Qur’an terbunuh sebagai shuhada’.
Peristiwa itu mendorong
Umar untuk menyarankan kepada Khalifah agar segera dihimpun ayat-ayat al-Qur’an
dalam mushaf/suhuf, karena dikhuwatirkan kehilangan sebagian al-Qur’an
dengan wafatnya sebagian para penghafalnya. Dan setelah diadakan diskusi, maka
diterimalah usulan Umar. Dan Khalifah Abu Bakar pun memerintahkan Zaid bin
Shabit agar segera menghimpun ayat-ayat al-Qur’an dalam satu mushaf/suhuf.3)
a. Periode
Usman bin Affan
|
Hal ini dilakukan karena Islam tersiar begitu
cepat di daerah-daerah yang penduduknya tidak berbahasa Arab. Oleh karena itu
perlu adanya tindakan-tindakan pengamanan untuk memelihara tersiarnya
teks al-Qur’an dalam kemurnian aslinya.4)
Panitia Zaid diperintahkan menyalin suhuf
Hafsah kedalam mushaf dengan jumlah beberapa buah untuk dikirimkan ke beberapa
daerah Islam disertai instruksi, bahwa semua suhuf dan mushaf al-Qur’an yang
berbeda dengan mushaf Usman yang dikirim itu, harus dimusnahkan (dibakar)
Alhamdulillah semua umat Islam termasuk para sahabat nabi menyambut dengan baik
mushaf Usman itu dan mematuhi instruksi Khalifah dengan senang hati.5)
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
-
Wahyu Allah
diturunkan pada nabi Muhammad, sebelum Beliau hijrah ke Madinah dan sesudah
hijrah. Begitu juga dengan pembukuannya dilakukan semasa Nabi Muhammad masih
hidup dan sesudah Beliau wafat.
-
Pembukuan al-Qur’an
oleh juru tulis yang banyak, diantaranya yang termasyhur adalah Zaid bin
Tsabit. Untuk pencatatan pertama, orang memakai bermacam-macam bahan seperti
kulit, kayu, tulang unta, batu empuk yang ditatah dan lain-lain.
-
Selain dari
penulisan, Nabi Muhammad menganjurkan supaya kaum muslimin menghafalkan
al-Qur’an. Metode ganda untuk memelihara teks al-Qur’an yaknidengan mencatat
dan menghafalkan adalah sangat berharga
Saran
:
Kita
sebagai umat Islam, marilah kita kaji al-Qur’an dengan sebaik-baiknya. Agar
kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Dan agar kita tahu bagai mana
sejarah-sejarah al-Qur’an.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Ulumul Qur’an, Drs.
Rosihon Anwar, M.Ag. Bandung, Pustaka Setia, 2000
-
Studi Ilmu-Ilmu
Qur’an, Manna’ Khalil al-Qattan, Litera Antarnusa Pustaka Islamiyah
-
Ulumul Qur’an, Dra.
Liliek Channa AW, M.Ag dan H.Syaiful HIdayat,Lc.,M. H, Surabaya, Kopertais IV
Press, 2010
-
Ulumul Qur’an, Prof.
Dr. H. Abdul Djalal H.A., Surabaya, Dunia Ilmu, cetakan 2, Januari 2000
-
Pengantar Ulumul
Qur’an, Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Surabaya, Karya Abditama, cetakan 5, 1997
0 komentar:
Post a Comment